Minggu, 26 Juli 2009

Pintu Gerbang Indah = Pintu Anugerah

Ayat Bacaan: Kis 3:1-10

Kitab Kisah Para Rasul adalah kitab yang mencatat karya Roh Kudus yang memakai manusia-manusia biasa menyatakan kuasa Kerajaan Allah dalam Nama Yesus Kristus. Didalam Kisah Para rasul 3:1-10 disana dicatat, bahwa Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir di pintu gerbang Bait Allah. Alkitab menerangkan bagi kita bahwa, pintu gerbang adalah tempat untuk : berbisnis, mengambil keputusan tentang hukum/keadilan, tempat untuk memberi nasihat/bermusyarah dan juga tempat untuk penyembahan. Tabib Lukas mencatat bahwa ada seorang lumpuh yang diusung tiap-tiap hari oleh orang dan ditempatkan dipintu gerbang bait Allah, pintu gerbang itu dinamakan “pintu gerbang indah”. Mari kita perhatikan dengan teliti catatan yang disampaikan oleh tabib Lukas ini, didalam Kisah Para Rasul 3:1-10.

Didalam ayat pertama dikatakan, pada waktu jam sembahyang Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Selanjutnya didalam ayat dua dikatakan disana bahwa ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya, ia diusung dan tiap-tiap hari-hari ia meminta sedekah kepada orang-orang yang masuk ke bait Allah. Alkitab menerangkan bahwa laki-laki yang lumpuh itu, telah lumpuh sejak ia lahir. Orang yang lumpuh ini tidak punya masa depan lagi, ia hanya hidup dari sedekah hari-hari dari orang-orang yang datang ke bait Allah. Namun saudara kekasih, ada pertanyaan yang patut kita renungkan. Lukas mencatat bahwa orang yang lumpuh itu tiap-tiap hari diusung dan dibawa ke bait Allah. Orang yang lumpuh ini bukan orang lumpuh seperti yang lainya, Alkitab berkata bahwa tiap-tiap hari ia diusung ke bait Allah bukan untuk sembahyang, bukan juga untuk membawa korban persembahan tetapi ia di letakkan di pintu gerbang indah untuk meminta-minta sedekah. Siapa orang lumpuh ini yang dijinkan ada tiap-tiap hari untuk meminta sedekah. Ada beberapa catatan para penafsir Alkitab yang menerangkan siapa orang lumpuh ini. Ada yang mengatakan bahwa bahwa orang lumpuh ini adalah keluarga dari imam yang melayani di Bait Allah. Itulah sebabnya tiap-tiap hari ia dijinkan untuk berada di pintu gerbang bait Allah untuk meminta sedekah. Saudara kekasih, betapa malang orang lumpuh ini, jika ia salah seorang dari keluarga imam bukankah ia dipersiapkan untuk meneruskan jabatan imam yang melayani di bait Allah. Harapan keluarganya kelak ia akan menjadi imam tetapi orang ini sudah lumpuh sejak lahir. Kitab Imamat 21: 16-24, Tuhan memberi perinta kepada Musa untuk menyampaikan kepada Harun, bahwa keturunannya yang telah dikhususkan untuk melayani di kemah pertemuan tidak boleh ada yang cacat badannya. Saudara kekasih nasib dari orang yang lumpuh ini benar-benar tragis dan malang, tidak bisa menjadi imam yang melayani di bait Allah tetapi menjadi pengemis yang mengharapkan belas kasihan orang. Dia berada di bait Allah bukan sebagai imam, bukan pula sebagai umat Tuhan yang datang untuk membawa korban persembahan tetapi sebagi pengemis di pintu gerbang indah bait Allah.

Selanjutnya kita perhatikan ayat tiga, ketika ia melihat Petrus dan Yohanes yang ada dibenaknya, mendapatkan sesuatu yaitu sedekah, sungguh sangat menyedihkan. Didalam ayat empat sampai ayat enam, Lukas mencatat bahwa orang yang lumpuh itu tidak menerima yang fana dari Petrus dan Yohanes, ia disembuhkan, nasibnya diubahkan. Jika kita terus memperhatikan didalam ayat tujuh sampai sepuluh, orang yang disembuhkan itu bersukacita dan memuji Allah dan orang banyak memuliakan Allah. Saudara kekasih pelajaran apa yang kita dapatkan dari kisah didalam Kisah Para Rasul 3: 1-10:

1. Mujizat Terbesar ketika kita boleh mendekat pada Allah (Mat 27:51)


Saudara kekasih, siapakah kita ini dihadapan Tuhan, kita bukan siapa-siapa. Sebelumnya saudara dan saya tidak terhitung sebagi umat Allah, karena dosa kita terhilang dan terpisah dari hadirat Allah dan sedang menanti murka Allah dicurahkan. Tetapi syukur kepada Allah untuk rahmatNya yang besar didalam korban putraNya yang kekasih saya dan saudara menerima anugerah yang luar biasa yaitu kita boleh mendekat kepada Allah. Nasib kita diubahkan, kita boleh datang mendekat kepada Bapa dan memanggilnya ”Abba” ya ”Bapa” dan lebih dari itu kita dijadikan imam-imam yang berKerajaan (Rm 8:15-16, I Ptr 2:9)

2. Dipintu Gerbang Indah ada Mujizat (Yoh 10:7, Ibr 1:4)


Si lumpuh itu tidak pernah berpikir atau mengharapkan suatu saat ia akan disembuhkan. Tiap-tiap hari ia berada di pintu gerbang indah bait Allah untuk meminta sedekah itulah nasibnya. Suatu saat, dipintu gerbang indah bait Allah ketika ia bertemu dengan Petrus dan Yohanes ia disembuhkan nasibnya diubahkan. Alkitab berkata Tuhan Yesus adalah ”pintu”. Pintu untuk hari depan, pintu untuk mujizat, pintu untuk kehidupan.

3. Berdirilah Teguh didalam Dia (Kol 2:6-7)


Lukas mencatat ketika kaki dan mata kaki orang itu menjadi kuat ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari melompat dan memuliakan Allah. Perhatikan kalimat kaki dan mata kaki orang itu menjadi kuat. Setelah kuat ia memuliakan Allah dan membuat banyak orang takjub akan perbuatan Allah yang luar biasa. Saya dan saudara telah menikmati kasih karunia Allah yang luar biasa untuk itu berakarlah dan bangunlah hidupmu didalam Dia.


Yesus Kristus Tuhan adalah pintu anugerah, didalam Dia ada mujizat, hari depan dan kehidupan oleh karena itu datanglah padaNya dan terimalah anugerah yang besar didalam Dia.

Sabtu, 25 Juli 2009

Mujizat

Mujizat : Membangkitkan Harapan

Ayat Bacaan: Lukas 7:11-17

Didalam Kristus Tuhan selalu ada pengharapan. Pengharapan didalam Dia bukan pengharapan yang kosong tetapi kepastian (Roma 5:5-6). Didalam ayat bacaan kita, Lukas 7: 11-17, dikatakan disana, Tuhan Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Kota Nain, kurang lebih 10 mil sebelah tenggara kota Nazaret. Selanjutnya Alkitab berkata, setalah dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung keluar kota untuk dikubur. Dan orang yang mati itu adalah orang yang masih muda dan ank tunggal dari seorang janda. Pada waktu itu di Timur Tengah nasib seorang janda sangat menyedihkan, karena mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga mereka sangat bergantung pada keluarga laki-laki yang paling dekat. Ibu janda ini kehilangan pengharapannya, tempat ia bergantung, ia kehilangan harapan.

Bagaimana dengan saudara hari ini?, mungkin usahamu tidak ada harapan lagi, sakitmu tidak bisa sembuh lagi, perkawinanmu tidak tertolong lagi, atau mungkin masa depan anak-anakmu tidak ada harapan lagi!!.

Perhatikan, hari ini masih ada mujizat, masih ada harapan, masih ada pertolongan didalam Tuhan Yesus.

Mari kita perhatikan ayat ke-13 dari Lukas 7, ketika Tuhan melihat (eido) kalimat ini lebih dari sekedar melihat yaitu mengetahui dan merasakan (Ibr 4:15-16, Kej 21:14-20). Apapun yang kita alami dan rasakan hari ini Tuhan kita, ia mengatahui dan merasakan setiap kelemahan dan penderitaan kita. HatiNya penuh dengan belas kasihan dan Ia berkata kepada ibu janda itu “jangan menangis”(klaio) yang berarti ratapan, mengaduh. Pada masa itu budaya di Timur Tengah, menangis dengan keras pada waktu orang meninggal adalah hal biasa apalagi pada waktu penguburan. Bahkan pada waktu itu ora ng-orang disewa untuk menangis ( Kis.20 :10). Selanjutnya mari kita perhatikan ayat ke-14, Yesus menghampiri usungan itu dan berkata pada anak muda yang mati itu dan berkata “bangkitlah”(anakhatzo) dan anak muda itu bangkit dari kematiannya.

Dari kisah didalam Injil Lukas 7:11-17, pelajaran apa yang kita dapatkan ?

1. Mujizat Membangkitkan Harapan ( ay 14-15)

Anak muda yang mati itu adalah tumpuan harapan dari ibu janda, ketika anaknya mati ia kehilangan harapan dan Yesus datang untuk membangkitkan anaknya dari kematian. Perhatikan, ketika anak muda itu dibangkitkan oleh Tuhan Yesus, anak itu diserahkan kepada ibunya. Dengan diserahkan anak muda yang bangkit dari kematian kepada ibunya, Tuhan hendak membuka mata rohaninya bahwa pengharapannya selama ini akan mati, akan habis, tetapi ada hal yang berbeda ketika harapannya pada “alfa dan omega, kebangkitan dan hidup”, pengharapannya tidak akan pernah habis ataupun mati. Mujizat yang terjadi kota Nain, membangkitkan harapan seorang ibu janda. Saudara kekasih pada apa dan siapa pengharapan hari ini?

2. Ratapan/keluh Tidak Mengerjakan Apa-apa (ay 13)

Mujizat yang terjadi pada anak muda yang mati itu, bukan karena air mata ibunya dan para peratap yang disewa. Tetapi karena Allah memperhatikan serta merasakan penderitaan yang dialami oleh ibu janda tersebut dan Tuhan berbelas kasihan padanya. Belas kasihan Allah mendatangkan mujizat. Datang pada Tuhan dan minta belas kasihanNya.

3. Mujizat mendatangkan Kemuliaan Allah (ay 16-17)

Mujizat yang terjadi di kota Nain mendatangkan kegentaran akan Allah yang luar biasa terjadi kota itu. Alkitab berkata sejak saat itu makin tersiar kabar tentang Yesus dan apa yang dilakukanNya. Sampai hari ini mujizat masih terus terjadi karena Allah yang kita percayai tidak berubah. Mujizat masih terjadi karena Allah peduli dengan kesusahan dan penderitaan kita.

Mazmur 22:25, Tuhan tidak pernah menyembunyikan wajahNya kepada orang-orang yang tertindas dan Ia mendengar ketika mereka berteriak minta tolong kepadaNya.