Minggu, 23 Agustus 2009

BELAJAR DARI DOMBA

Ayat Bacaan : 2 Kor 12:8-10

Jika kita memperhatikan ayat bacaan diatas, disana dikatakan bahwa “didalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi sempurna”. Bagi kita mungkin ayat bacaan Firman Tuhan tersebut agak aneh!!. Bukankah kuasa Allah berbicara tentang karakter dan karyaNya yang tidak dapat dibandingkan dengan siapa atau apapun juga?. Rasul Paulus mengatakan ”sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna, dan ia melanjutkan sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”. Namun yang harus kita mengerti ”kelemahan” yang dimaksudkan Paulus disini adalah bukan dosa atau kelemahan rohani yang dipelihara tetapi ”sesuatu atau keadaan yang tidak mengenakkan terjadi didalam kehidupan kita, dan hal itu adalah kehendak Tuhan”. Perhatikan ayat ke 11 ”sebab jika aku lemah maka aku kuat”. Kebanyakan dari antara orang percaya, tidak menghendaki keadaan yang terjepit, keadaan yang tidak nyaman terjadi didalam kehidupan mereka. Suka atau tidak suka ”terkadang” Tuhan mengijinkan keadaan yang demikian terjadi didalam kehidupan kita.

Konsep berpikir Allah berbeda dengan cara pikir kita, coba kita perhatikan salib dan korban Kristus di golgota adalah suatu kebodohan dan kelemahan bagi manusia tetapi bagi Allah dan kita yang percaya golgota dan korban grafirat Kristus adalah kuasa Allah dan kekuatanNya yang mengubah nasib manusia yang berdosa untuk memperoleh hidup didalam Dia. Untuk itu jangan pernah salahkan keadaan atau situasi yang membuat engkau terjepit/tidak nyaman, karena keadaan seperti itu mempercepat kuasa Allah turun melingkupi kita. Hari ini kita akan belajar dari ”domba”, bukankah kita yang percaya digambarkan sebagai kawanan domba Allah bahkan Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah ”Anak Domba Allah”(Yoh 1:29). Domba adalah binatang yang lemah dan tidak bisa mempertahankan diri dan kawanan domba sangat bergantung kepada sang gembala. Ada kebenaran-kebenaran yang luar biasa dari domba yang patut kita perhatikan dimana hal itu membawa kita untuk ”menikmati” kuasa Allah walaupun kita berada didalam keadaan yang terjepit/tidak mengenakkan.:

1. Penciuman (2 Kor 2:14-15)

Penciuman domba sangat tajam sehingga ia dapat memilih tumbuh-tumbuhan mana yang harus dimakan. Seekor domba tidak akan memakan rumput yang sudah terkontaminasi kotoran. Dengan penciuman yang tajam tersebut induk domba dapat mengenali anak-anaknya, selanjutnya domba dapat mendeteksi bahaya lewat penciumanya serta memilih pasangannya. Perhatikan apa yang engkau ”makan” atau terima hari ini?. Hati nurani kita telah dimurnikan atau disucikan oleh darah Yesus( Ibr 9:14). Allah juga melengkapi kita dengan karunia untuk membedakan roh, seharusnya hal itu membuat kita ”peka” akan segala sesuatu apakah dari Tuhan atau tidak

2. Pendengaran (Kis 9:7, 22:9)

Frekuensi pendengaran domba lebih tajam dari pada manusia (Yoh 10:3-5). Perhatikan dengan benar, hari-hari ini adalah masa yang sangat penting bagi kita, oleh karena itu kita harus mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada kita, bukan yang lain (Why 3:13, 20). Perhatikan raja Saul di tolak Allah dari jabatannya menjadi raja Israel bukan karena hal yang lain tetapi karena tidak mendengarkan dan melakukan seperti yang disampaikan Allah melalui Samuel (I Sam 15:22-23). Pada akhirnya setiap kita diterima atau dilayakkan dihadapan Bapa dimulai dari apa yang kita dengar dan yang kita lakukan (Mat 7: 21-23)

3. Penglihatan (Amsal 4:25-27)

Perhatikan mata domba terletak pada kedua sisi kepalanya sehingga seekor domba hanya dapat melihat kedepan, sedangkan obyek disamping kiri-kanan hanya dapat dilihat dengan mata satu. Pandangan kita harus kedepan bukan ke belakang (Flp 3:13-14), jangan pernah melihat ke belakang karena Allah mau melakukan hal-hal yang baru di depan (Yes 43:18-19).

4. Cara Makan (Maz. 83:3)

Domba dan kambing cenderung berbeda pada waktu makan. Domba lebih suka merumput, kambing cenderung memakan tumbuhan hijau yang menggantung. Domba makan dengan kepala menunduk, sedangkan kambing makan dengan mengangkat kepala. Hal ini berbicara yang sesuatu yang dalam, tidak semua orang percaya menerima pemberitaan Firman dengan kepala tertunduk (mempercayai), ada juga yang kelihatannya menerima pemberitaan Firman tetapi kepala diangkat (sangsi, tidak percaya, siapa yang khotbah itu?)

Domba adalah binatang yang lemah tetapi Allah memakai binatang ini berbicara kepada kita ”kawanan dombaNya” bagaimana menikmati kuasaNya melalui kelengkapan-kelengkapan yang diberikan. Dengan hal tersebut membuat domba-domba yang lemah senantiasa berada didalam penggembalaan Sang Gembala Agung yang membawa mereka menikmati kuasa kepada kuasa dan membawa mereka pada kemuliaanNya.

1 komentar:

Roy Pieter mengatakan...

terus berkarya kak..Tuhan memberkati